Sebagian masyarakat indonesia masih merasa risih dengan kata MLM atau Network Marketing. padahal banyak perusahaan konvensional telah mengadopsi beberapa tehnik dan sistem yang lebih dulu di gunakan untuk MLM sebagai pemasarannya. hanya saja karena kurangnya pemahaman mengenai sistem MLM maka anti pati terhadap MLM masih berkembang di indonesia.
Apakah Anda termasuk pelaku Bisnis MLM atau Konsumen Bisnis MLM?
Pertanyaan di atas tidak perlu anda jawab dengan tegas cukup di jawab dengan hati saja apakah anda adalah seorang pelaku bisnis MLM atau hanya konsumen?
sebagai pebisnis MLM tentu anda memiliki segudang cara yang bisa menopang kemajuan penjualan anda atau perkembangan jaringan di bawah anda.
ilustrasi sederhana mengenai pelaku bisnis MLM adalah sebagai berikut :
Saya adalah Distributor (Stokis) sebuah produk A dan saya mencari agen (member) sebanyak mungkin untuk membantu saya menaikkan omset Produk saya apakah sistem ini sudahmasuk kategori MLM...???
jawabannya adalah Iya..., sistem inilah yang di gunakan oleh pemasaran MLM yang telah di adopsi untuk pemasaran Konvensional.
lalu di mana letak perbedaannya?
sistem yang masih menguatka sistem konvensional adalah masih menggunakan pemasaran melalui periklanan, baik online,cetak maupun media tayang sehingga keuntungan dari perusahaan hampir separuhnya habis di gunakan untuk Promosi. otomatis keuntungan sebagai distributor dan agen hanyalah sebatas selisih harga dan manfaat konsumsi produk.
namun untuk sebuah perusahaan yang menggunakan penjualan dengan sistem MLM/network marketing Biaya promosi hampir di pastikan ( 0 ) Nol rupiah karena setiap agen adalah marketing/pemasar sehingga keuntungan perusahaan bisa di alokasikan untuk memberi bonus kepada Distributor maupun agen di samping keuntungan selisih harga dan manfaat yang telah di dapatnya.
lalu kenapa banyak orang antipati terhadap MLM?
silahkan bantu saya jawab pada kolom komentar di bawah ya....????
dan ini sebagai sedikit acuan ada sepenggal argumen dari seorang Pemikir sosial-keagamaan Ulil Abshar Abdallah
Untuk menunjukkan lebih jauh perkawinan Islam dengan kapitalisme, ia mencontohkan sistem atau model pemasaran ala MLM (multi level marketing). Sistem semacam ini, bagi Ulil tidak saja diterapkan dalam bisnis konvensional, tapi juga diterapkan dalam upaya mengembangkan ekonomi Islam.
“Bahkan model pemasaran khas yang disebut dengan MLM (multi-level marketing) juga diadopsi oleh para praktisi bisnis Muslim. Kita selama ini mengenal jaringan MLM raksasa seperti Amway atau CNI. Tetapi, kita juga menjumpai praktek MLM yang memakai merek Islam, seperti Ahad-Net dengan tokoh utama Ateng Kusnadi dan MQ-Net yang didirikan oleh da’i kondang Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym,” tandasnya.
(Pelita,21/01/12)
petikan di atas adalah salah satu contoh bahwa sistem MLM yang selama ini di kenal negative oleh orang awam ternyata sudah mengakar pada sistem pemasaran dan perkembangan sarana penjualan di indonesia. dan satu lagi kelebihan dan keunggulan MLM adalah transparasi dalam hal pembagian bonus baik bonus pribadi,bonus group maupun bomus jaringan karena pada sistem penjualan MLM segala sesuatunya bisa kita pantau melalu Website member/anggota yang juga berfungsi sebagai Jurnal pembukuan pribadi kita yag di sediakan Oleh perusahaan.
dan pertanyaan yang sama seperti yang saya ungkapkan di atas, kenapa banyak orang antipati terhadap MLM?
mari kita kupas akar permasalahan yang menyebabkan negatifnya image MLM di mata masyarakat melalui kotak komentar di bawah.
wassalam...!!!
Posted by : Admin ~ / e-Clopedia
Artikel kenapa banyak orang antipati terhadap MLM? ini Diposting oleh :Admin Kritik dan saran dapat disampaikan via kotak komentar.. atau pada menu Contact Us,
~ Terima kasih atas kunjungannya Semoga Bermanfaat.~
~ Terima kasih atas kunjungannya Semoga Bermanfaat.~